Parapetani di Kecamatan Pajo telah menggunakan teknologi canggih dalam mengolah tanah, menanam dan panen meraka, seperti telah menggunakan mesin traktor 4 roda untuk membajak sawah, mesin menanam rice transplanter mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan

Teknologi tepat guna merupakan istilah yang menggambarkan penerapan suatu jenis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Karakteristiknya yaitu terdesentralisasi, berskala kecil, hemat energi, dan berkaitan dengan kondisi lokal. Teknologi tersebut dirancang dan diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih mudah sekaligus meningkatkan nilai tepat guna pada umumnya menghubungkan teknologi tradisional dengan teknologi modern. Hal ini dilakukan supaya masyarakat bisa beradaptasi dengan mudah dalam menggunakannya, khususnya teknologi tepat guna di bidang pertanian. Saat ini, petani Indonesia lebih terbiasa menggunakan teknologi tradisional dalam kegiatan perkembangan teknologi yang semakin pesat memaksa petani untuk belajar lebih cepat pula dalam menggunakan teknologi tepat guna yang lebih modern walaupun sosialisasi mengenai teknologi tepat guna belum dilaksanakan secara merata. Selain itu, orang yang tertarik mengembangkan sistem pertanian, baik dari segi pemasaran maupun pengembangan teknologi tepat guna, juga ikut serta dalam modernisasi alat pertanian agar lebih tepat satu pertanian yang banyak digeluti oleh para petani Indonesia adalah pertanian padi. Nah, apa saja teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh petani padi Indonesia saat ini? Yuk, langsung saja simak uraian berikut Tanam PadiPertanian Indonesia yang sangat luas dan beragam bentuk lahannya mengharuskan petani ikut serta dalam menggunakan mesin tanam padi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lahan. Penerapan traktor penanam padi yang berukuran cukup besar dan berat di daerah pertanian yang datar dan luas dapat dilakukan dengan mudah dan teknologi tersebut tidak berguna jika diterapkan di daerah pegunungan dengan kondisi sawah yang umumnya sempit dan bertingkat. Inovasi teknologi tepat guna untuk penanaman padi di wilayah pegunungan harus sesuai dengan kondisi alatnya yaitu dengan ukuran yang lebih ramping dan ringan agar petani tidak mengalami kesulitan dalam memindahkan MembajakSaat ini, sudah ada beragam teknologi atau mesin traktor untuk membajak yang biasa digunakan oleh petani, baik di lahan yang landai maupun lahan pegunungan. Teknologi ini sangat dibutuhkan oleh petani, khususnya petani milenial muda yang identik dengan kemudahan dan pekerjaan ringan. Selain itu, teknologi tersebut bisa mempercepat usaha pertanian padi dibandingkan dengan kegiatan membajak manual mencangkul.Kegiatan membajak yang lebih cepat dan ringan akan membuat petani Indonesia bisa mengerjakan hal-hal produktif lainnya. Dengan begitu, kesejahteraan petani pun ikut naik seiring dengan penambahan juga 4 Produk yang Bisa Dihasilkan Melalui Pemanfaatan Sekam PadiTeknologi Penebar PupukPertanian saat ini lebih akrab dengan penebaran pupuk secara manual. Biasanya, penyebaran pupuk tidak merata dan sering kali hanya mengumpul di satu bagian. Oleh karena itu, penggunaan teknologi penebar pupuk akan sangat membantu petani dalam menyebarkan pupuk lebih cepat dan lebih merata. Hal ini bisa membuat pertumbuhan dan produksi buah pada padi lebih penebaran pupuk yang lebih cepat juga akan menambah produktivitas petani. Namun, teknologi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan petani, baik di lahan pegunungan maupun lahan datar yang luas. Teknologi penebar pupuk yang menggunakan tenaga baterai yang berkapasitas besar juga akan mempercepat kegiatan Pemanen PadiSumber panen padi juga sangat banyak menyita waktu dan tenaga petani sehingga dibutuhkan solusi teknologi pemanenan yang lebih mudah. Teknologi pemanenan padi harvester yang biasanya berbentuk traktor dengan ukuran yang cukup besar, memerlukan pengembangan lebih lanjut agar bisa digunakan secara maksimal juga di lahan akhir dari pemanenan padi yang menggunakan teknologi tersebut sebaiknya berbentuk bulir-bulir padi yang sudah dirontokkan dari batangnya. Dengan begitu, pekerjaan panen menjadi lebih cepat, mudah, dan hemat. Pemanenan secara manual membutuhkan banyak tenaga kerja dan Penggiling Padi SederhanaPadi yang sudah dipanen dan mengering biasanya akan digiling untuk mengupas kulit-kulitnya. Proses penggilingan biasanya menggunakan mesin yang besar dan tertanam pada suatu tempat tertentu. Nah, teknologi penggilingan padi yang lebih sederhana dan lebih irit dibutuhkan oleh petani agar bisa menghemat biaya penggilingan padi dan memproduksi beras yang nyatanya lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan itu dia teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh petani padi. Tentu teknologi tersebut bisa mempermudah dan mempercepat kegiatan pertanian di Indonesia. Teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai nawacita untuk menjadi lumbung pangan dunia di masa teknologi tersebut sudah cukup menurut Anda? Silahkan tulis pendapat Anda di kolom komentar juga 3 Teknologi Peningkatan Produksi PadiSudah download aplikasi Pak Tani Digital? Silahkan klik di sini.

Alatperontok padi ini sesungguhnya sudah cukup memudahkan dan mempercepat proses perontokkan padi. Namun dalam desain alatnya gres menggunakan teknologi sederhana yakni dengan memanfaatkan roda berporos atau system otel sehingga para perontok harus terus menggayuh otelan yang ada pada kanan dan kiri bawah alat perontok padi ini. Jenis-jenis Alat Perontok Padi1. Gebot2. ThresherArtikel Terkait Tahukah Anda tentang Jenis Alat Perontok Padi yang Biasa Digunakan Petani Padi Indonesia? Padi, salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, umumnya ditanam di sawah atau ladang pertanian. Umumnya, petani akan menanam padi sekurang-kurangnya dua kali, hingga tiga kali dalam kurun waktu satu tahun. Setelah padi berumur kurang lebih 95 hari atau tiga bulan, biasanya padi mulai menunjukkan tanda-tanda untuk siap dipanen. Tanda-tanda umum padi sudah siap panen adalah daun padi sudah mulai mengering dan menguning dan kadar air gabah berkisar antara 21 – 26 % cara mengetahuinya adalah dengan meremas malai padi menggunakan tangan. Usia tanaman padi yang siap dipanen dapat berbeda-beda, ada yang sekitar 100 hingga 120 hari, semuanya tergantung dari jenis padi yang ditanam dan lingkungan di sekitarnya. Baca Juga Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi Panen padi biasanya dilakukan secara beregu. Setelah padi dipanen, petani harus segera merontokkan padi tersebut supaya mutu dan kualitas padi tetap terjaga. Hasil panen padi akan dimasukkan ke dalam karung-karung yang kemudian akan dirontokkan dengan alat-alat perontok thresher. Berikut ini adalah ulasan mengenai jenis-jenis alat perontok padi tresher yang biasa digunakan oleh petani padi di Indonesia. 1. Gebot Alat Perontok Padi Merontokkan padi dengan cara digebot merupakan cara yang tradisional dan sederhana karena dilakukan secara manual. Pekerjaan gebot ini sangat kental dengan kandungan budaya dan aspek sosial petani di pedesaan. Kapasitas panen dengan cara digebot berkisar antara 0,10 hingga 0,16 hektar per jam, atau 28 – 34 kilogram/orang/jam. Syarat menggunakan metode gebot adalah, padi dipanen dengan malai yang panjang agar dapat dipegang dengan tangan saat digebot. Baca Juga Tanda Tanaman Padi Siap Panen 2. Thresher Alat Perontok Padi Di Indonesia, penggunaan thresher mulai populer di masyarakat pada tahun 1970-an. Dengan diperkenalkannya alat ini, serta melalui kebijaksanaan program “Supra Insus” sehingga hanya dalam waktu lima tahun yaitu pada tahun 1979, Indonesia dikenal menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia dan mampu berswasembada beras pada tahun 1984. Thresher ini pun banyak sekali jenis dan modelnya, berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Jenis-jenis thresher yaitu sebagai berikut Pedal Thresher Pedal thresher merupakan mesin perontok padi yang dapat dibuat sendiri oleh para petani karena konstruksinya yang sederhana, dan dapat dioperasikan hanya oleh satu orang saja. Alat ini dapat dibuat dengan bahan-bahan bekas sehingga dapat menghemat biaya produksi. Kelebihan dari alat ini adalah, menghemat tenaga cukup satu orang saja, menghemat waktu, pengoperasiannya mudah dan sederhana, mengurangi susut panen, dan kapasitas hasilnya adalah 75 – 100 kilogram per jam. Langkah-langkah penggunaan alat ini adalah 1 menggelar alas anyaman bambu atau tikar sebagai wadah penampung rontokan padi, 2 pedal thresher diletakkan di atas alas tersebut, 3 menggerakan pedal thresher dengan cara menginjak pedal dengan kaki naik – turun sehingga poros dapat terputar, 4 arahkan putaran silinder perontok berlawanan dengan posisi operator, 5 pegang tangkai jerami dan tekan bagian ujung padi, 6 bersihkan gabah lalu masukkan ke dalam karung-karung. Power Thresher Power thresher adalah alat perontok padi yang digerakkan menggunakan bantuan mesin. Keunggulan dari alat ini dibandingkan dengan alat lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi. Unsur-unsur yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan padi dan pembersihannya sehingga dapat menghemat banyak waktu. Terlebih lagi, power thresher dapat mengurangi jumlah kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan butir gabah sehingga petani dapat memperoleh nilai jual yang lebih tinggi. Langkah-langkah penggunaan alat ini adalah Padi yang ada butirannya ditekankan ke dalam alat perontok, setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai yang diinginkan, Jerami akan terhisap ke dalam putaran silinder, kemudian jerami akan berputar di dalam ruang perontok dan berakhir di pintu pengeluaran jerami, Butiran padi yang rontok akan jatuh melalui saringan perontok, sedangkan jerami akan terdorong ke pintu pengeluaran jerami, Butiran hampa atau benda asing lainnya akan tertiup dan terbuang melalui pintu pengeluaran kotoran, butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas. Dalam penanganan panen padi, salah satu permasalahan yang masih sering dihadapi adalah tingginya angka kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Sebaiknya, selama proses perontokan padi, dianjurkan untuk menggunakan alas dari ayaman bambu atau tikar, sehingga gabah hasil perontokan mudah untuk dikumpulkan kembali. Seusai gabah dirontokkan, dilakukan pembersihan dari kotoran gabah yang hampa dan benda-benda asing lainnya. Pembersihan gabah juga akan meningkatkan efisiensi dari pengolahan hasil, yaitu meningkatkan waktu daya simpan padi dan harga jual per satuan berat. Demikianlah penjelasan dan ulasan mengenai jenis-jenis alat perontok padi yang biasa digunakan petani padi di Indonesia. Semoga hasil pertanian yang sedang Anda kerjakan memperoleh keuntungan yang melimpah. Semoga bermanfaat. Baca Juga Cara Budidaya Tanaman Padi Iatelah sukses membuat dan memproduksi sebuah alat mesin perontok padi minimalis. Alat ini diduga mampu memudahkan panen para petani langsung di ladang. Pembuatan mesin ini tak luput dari peran petani yang diminta memberikan masukan agar mesin yang dibuat sesuai dengan keinginan petani dan karakteristik ladang.
Dewasa ini pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian tumbuh pesat. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan menggunakan energi terbarukan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Energi terbarukan yang implementasinya sudah sangat banyak adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS. Pengunaan PLTS sebagai sumber energi alternatif yang digunakan untuk pengerak alat perontok dan pengering padi otomatis. Petani selalu kesulitan saat musim penghujan maupun kemarau kering tiba-tiba dan sinar matahari tidak dapat mencapai intensitas maksimal saat digunakan untuk mengeringkan padi secara konvensional, oleh karena itu alat perontok dan pengeringan padi otomatis tenaga PLTS sebagai alternatif solusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi wawasan dan pengetahuan akan pembuatan dan prinsip kerja dari alat perontok dan pengeringan padi otomatis tenaga PLTS sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan padi secara teknologi, dengan demikian diharapkan masyarakat mendapatkan manfaat lebih cepat dalam pengeringan padi dan menghemat biaya untuk pengeluaran memanen padi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Bumigora Information Technology BITe Juni 2021, pp. 38-44 ISSN 2685-4066 ◼ DOI Prototype Perancangan dan Implementasi Alat Perontok dan Pengering Padi Otomatis dengan Konsep Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk Meningkatkan Produktivitas Hasil PertanianPrototype of Design and Implementation of Automatic Rice Thresher and Dryer with the Concept of Solar Power Generation Technology to Increase Agricultural Productivity Meiyanto Eko Sulistyo1*, Chico Hermanu Brillianto Apribowo2, Feri Adriyanto3 1,2,3 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maretmekosulistyo chico Abstrak – Dewasa ini pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian tumbuh pesat. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan menggunakan energi terbarukan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Energi terbarukan yang implementasinya sudah sangat banyak adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS. Pengunaan PLTS sebagai sumber energi alternatif yang digunakan untuk pengerak alat perontok dan pengering padi otomatis. Petani selalu kesulitan saat musim penghujan maupun kemarau kering tiba-tiba dan sinar matahari tidak dapat mencapai intensitas maksimal saat digunakan untuk mengeringkan padi secara konvensional, oleh karena itu alat perontok dan pengeringan padi otomatis tenaga PLTS sebagai alternatif solusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi wawasan dan pengetahuan akan pembuatan dan prinsip kerja dari alat perontok dan pengeringan padi otomatis tenaga PLTS sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan padi secara teknologi, dengan demikian diharapkan masyarakat mendapatkan manfaat lebih cepat dalam pengeringan padi dan menghemat biaya untuk pengeluaran memanen padi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Kata Kunci Perontok, pengering, energi terbarukan, PLTS. Abstract – Nowadays the use of technology to increase agricultural output is growing rapidly. One form of utilization is to use renewable energy to increase the productivity of agricultural products. The renewable energy that has been implemented very much is the Solar Power Plant PLTS. The use of PV mini-grid as an alternative energy source, which is used for automatic threshing machines and rice dryers. Farmers always have difficulty during the rainy season or wet dry season and sunlight cannot reach the maximum intensity when it is used to dry rice conventionally, therefore an automatic thresher and rice dryer with PLTS power is an alternative solution. The purpose of this research is to provide practical insight and knowledge on the manufacture and working principles of automatic PLTS-powered rice thresher and dryer as an alternative solution for drying rice technologically, thus it is hoped that the community will benefit in the form of faster drying of rice and saving in expenses. costs to harvest rice, so as to increase the productivity of agricultural products. Keywords thresher, dryer, renewable energy, PLTS. Jurnal Bumigora Information Technology BITe ◼ ISSN 2685-4066 1. Pendahuluan Saat ini Indonesia mengalami anomali akan ketahanan pangan. Hal ini diindikasikan oleh peningkatan impor beras Indonesia yang semula pada tahun 2017 sebesar ton atau senilai US$ menjadi sebesar atau senilai US$ ditahun 2018[1]. Kenaikan impor beras yang cukup signifikan ini merupakan indikator bahwa produksi domestik beras di Indonesia mengalami pernurunan. Penurunan produksi domestik beras ini diakibatkan oleh banyak faktor berantai salah satunya adalah Petani selalu kesulitan saat musim penghujan maupun kemarau basah tiba dan sinar matahari tidak dapat mencapai intensitas yang maksimal saat digunakan untuk proses mengeringkan padi secara konvensional. Proses pengeringan yang masih mengunakan cara konvensional dan kurang optimal inilah salah satu penyebab turunnya hasil pertanian. Sehingga dibutuhkan suatu solusi teknologi tepat guna berupa alat perontok dan pengering padi otomatis yang bisa digunakan tanpa terpengaruh oleh kondisi cuaca nantinya dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian petani. Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah banyak ditemukan sumber energi terbarukan sebagai penganti bahan bakar minyak. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS[2][3] yang digunakan untuk sumber energi pengerak. Pemanfaatan PLTS sebagai sumber energi alternatif sudah semakin meningkat dari tahun ke tahun khususnya di negara Indonesia, dari pemanfaaatan PLTS untuk sumber energi skala kecil hingga skala besar, mulai dari sumber energi cadangan pada rambu-rambu lalulintas, untuk sumber energi pada kendaraan, pemanfaatan bidang pertanian, dan dll. Hal ini juga didukung dengan besarnya Radiasi matahari di negara Indonesia nilainya relatif tinggi yaitu rata-rata sebesar 4,5 kWh/m2/hari[4]. Selain itu pengunaan Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca[5], [6] yang produksi pengeringan padinya masih bergantung pada intensitas sinar matahari. Pontensi inilah pengunaan PLTS digunakan untuk memodifikasi mekanisasi pengering padi yang semula mengunakan blower listrik PLN maupun yang konvensional, dengan mengunakan Sistem perontok dan pengering Tenaga Surya menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca dan blower yang diharapkan dapat memberikan alternatif solusi yang murah dan ramah lingkungan. Sehingga implementasi alat perontok dan pengering padi otomatis PLTS ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Pemanfaatan sistem PLTS sebagai sumber energi listrik telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada mega proyek pembangkit MW setidaknya ada alokasi 10% pembangkit energi baru dan terbarukan yang dibangun oleh pemerintah[7]. Hal ini tentunya membawa angin segar bagi pengiat pembangkit EBT terutama PLTS. Implementasi PLTS telah diterapkan diberbagai bidang tak terkecuali bidang pertanian. Implementasi PLTS di bidang pertanian yang lain digunakan sebagai pengerak Pompa Air Tenaga Surya[8]. Pompa Air Tenaga Surya dengan daya 200 Watt dapat berjalan dan digunakan oleh petani. Kemudian sistem PLTS juga dimanfaatkan untuk pemantau air bersih[9] yang dapat dikontrol mengunakan smartphone. Dari inovasi penelitian dan penelitian sebelumnya sistem PLTS ini perlu dikembangkan sebagai sumber energi penggerak motor perontok padi dan blower pengering padi agar memiliki multi fungsi yang lebih bagi petani. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini akan dibahas metode perancangan, pembuatan, dan implementasi sistem pengering dan perontok padi. Tahap awal terdiri dari Pengumpulan bahan-bahan referensi, studi literatur dan pengumpulan data. Tahap kedua perancangan dan simulasi sistem. Tahap ketiga pembuatan hardware dan program beserta uji coba. Tahap keempat pemasangan, implementasi, dan pengujian. Tahap kelima Analisa Data, Pelaporan, dan Evaluasi. Jurnal Bumigora Information Technology BITe ◼ ISSN 2685-4066 Gambar 1 Diagram alir penelitian. Studi Literatur Pada tahapan awal ini mengumpulkan data-data referensi yang dibutuhkan berupa artikel-artikel terkait paper atau jurnal, buku, dan informasi lainnya yang membahas dan meneliti tentang 1. Sistem PLTS, 2. Jenis dan spesifikasi blower dan elemen pemanas 3. Perancangan dan pembuatan sistem pengerak dan pengayak 4. Spesifikasi lemari dan sensor kelembaban yang digunakan Identifikasi dan Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan survei untuk mengidentifikasi permasalahan dan menghimpun data di lapangan di daerah penelitian, desa Karangjoho data yang dihimpun meliputi a. Luas lahan pertanian b. Total hasil panen petani desa karangjoho baik per masa tanam atau total c. Kebutuhan luas lahan pengeringan padi d. Waktu bercocok tanam sampai dengan panen Perancangan dan Simulasi Sistem Tahapan ini berupa peracangan sistem dan simulasi perontok dan pengering padi otomatis tenaga PLTS mengunakan simulasi terlebih dahulu. Membuat model perancangan yang lebih Jurnal Bumigora Information Technology BITe ◼ ISSN 2685-4066 optimal dibandingkan peralatan yang sudah ada di pasaran berdasarkan studi literatur dan pengumpulan data sebelumnnya. Membuat model perancangan yang lebih optimal perontok dan pengering padi otomatis baik dari segi material, desain dan sistem programmnya. Sehingga dihasilkan produk yang siap digunakan oleh masyarakat. Perancangan Hardware dan Software Dalam pembuatan hardware dan program produk perontok dan pengering padi otomatis tenaga PLTS ini menggunakan sensor DHT-11 berbasis mikrokontroler tersusun dari beberapa blok diagram diantaranya, rangkaian catu daya, sistem minimum mikrokontroler, penampil LCD, sensor DHT11, blower dan heater [10]. Adapun bentuk susunan sistem secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 Blok rancangan sistem. Pemasangan dan Implementasi Apabila inovasi produk pengering padi tenaga PLTS ini sudah teruji skala lab kemudian pada tahap ini dilakukan pemasangan dan implementasi di daerah penelitian. Perlu adanya penyuluhan berupa cara mengunakan alat, cara kerja alat dan perawatan inovasi pengering padi otomatis tenaga PLTS. Analisis Data dan Pelaporan Pada tahap ini dilakukan monitoring dan analisa data, untuk dianalisa proses sebelum dan sesudah dipasang peralatan pengering padi otomatis tenaga PLTS. Kemudian tahapan terakhir pelaporan dan evaluasi kegiatan penelitian ini secara keseluruhan. Peran dan Tugas Institusi Mitra Peran dari mitra dalam ini membantu penyuluhan dan membatu memberikan informasi keadaan real di lapangan serta beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat di Desa Karangjoho. Disamping itu mitra dilibatkan penyuluhan berupa cara mengunakan alat, cara kerja alat dan perawatan pengering padi tenaga PLTS. Tugas dari mitra membatu memfasilitasi tempat sosialisasi dan penyuluhan produk pengering padi otomatis tenaga PLTS. Merawat dan menjaga produk alat pengering padi otomatis tenaga PLTS. Jurnal Bumigora Information Technology BITe ◼ ISSN 2685-4066 3. Hasil dan Pembahasan Kondisi Eksisting Tempat Penelitian Mata pencaharian utama penduduk desa Karangjoho adalah Petani, dengan total luas lahan pertaniannya kurang lebih sebesar 25 HA. Petani di desa Karangjoho memanfaatkan Sungai Dekeng, anak Sungai Begawan Solo sebagai sumber utama irigasi lahan pertanian. Sejak 10 tahun terakhir petani di Desa Karangjoho selalu dihadapkan dengan bebagai permasalahan yang menghambat produktivitas pertanian. Secara umum ada beberapa permasalah utama yang dihadapi petani Desa Karangjoho 1. Penggunaan diesel/pompa air dengan BBM yang mahal 2. Hama wereng yang secara sistemik dan periodik menyerang tanaman padi 3. Hama Tikus 4. Kondisi Daun Gading atau daun berwarna kuning tanaman padi 5. Tingkat kesuburan tanah yang kurang Gambar 3 Kondisi tempat penelitian. Pembuatan Prototipe Pengering Berikut perhitungan perancangan 1. Beban yang disuplai 48-100 Volt 120 Watt. Dengan asumsi menyala selama 5 Jam/Hari 2. Total daya per hari = 120 Watt x 5 Jam = 600 Wattjam Wh 3. Perhitungan panel surya beban total/kapasitas 1 panel surya = 600 Wh/150 Wp = 4 buah panel 4. Total Daya = 150 Wp x 5 Jam = 750 Wh 5. Perhitungan Inverter Untuk sistem yang berdiri sendiri, inverter harus cukup besar untuk menangani jumlah Watt yang akan gunakan pada satu waktu. Ukuran inverter harus 25-30% lebih besar dari total watt peralatan. Dalam hal tipe alat adalah motor atau kompresor maka ukuran inverter minimal 3 kali kapasitas peralatan tersebut dan harus ditambahkan ke kapasitas inverter untuk menangani arus gelombang saat memulai. Total kapasistas inverter = 3 x 120 Watt = 360 Watt Jurnal Bumigora Information Technology BITe ◼ ISSN 2685-4066 Gambar 4 Prototype awal pengering. 4. Kesimpulan Dari kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, hasil survei dilapangan untuk menentukan spesifikasi dari sistem PLTS dibutuhkan data beban, jam nyala beban harian, kapasitas panel surya, dan kedalaman irigasi yang dibutuhkan. Kemudian prototype sistem pengering perlu dikembangkan lagi agar memenuhi proses produksi. Dibutuhkan sistem proteksi tambahan agar sistem kontrol aman dari gangguan hubung singkat. Penggunaan teknologi tepat guna harus dapat diterapkan lebih luas lagi, terutama penggunaan teknologi berbasis energi terbarukan, hal ini berguna untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem yang ada. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kelompok Tani Sedyo Mulyo dan Pemerintah Desa Karangjoho, Klaten, Jawa Tengah yang telah melakukan penelitian [1] BPS, “Statistika Indonesia 2019,” Badan Pusat Satistik Indonesia, 2019. [2] I. Rahardjo and I. Fitriana, “Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” no. March, pp. 43–52, 2005. [3] I. N. S. Kumara, “Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban Dan Ketersediaannya Di Indonesia,” Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, vol. 9, no. 1, 2010. [4] M. Bachtiar, “Procedures for designing a solar home system,” Jurnal SMARTek, vol. 4, no. 3, pp. 176–182, 2006, [Online]. Available [5] I. F. Putri, R. Hantoro, and D. D. Risanti, “Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse Dengan Kotak Kaca,” Jurnal Teknik ITS, vol. 2, no. 2, pp. B310–B315, 2013, [Online]. Available Jurnal Bumigora Information Technology BITe ◼ ISSN 2685-4066 [6] R. D. . “Studi Eksperimental Sistem PengeringTenaga Matahari Tipe Rumah Kaca dengan Variasi Jarak Cermin dalam Pengeringan,” Jurnal Teknik POMITS, vol. 2, no. 2, pp. 176–181, 2013. [7] I. Jonan, “Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara Persero Tahun 2017 2026,” Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017. [8] C. Hermanu, B. Apribowo, T. E. S, and M. Anwar, “Prototype Sistem Pompa Air Tenaga Surya Untuk Meningkatkan Produktivitas Hasil Pertanian,” Jurnal Abdimas, vol. 21, no. 2, pp. 97–102, 2017. [9] R. Rachmatika and F. Adriyanto, “Development of realtime, handheld and portable flood distribution and water quality sensor based android smartphone,” AIP Conference Proceedings, vol. 1883, no. September, 2017, doi [10] M. Ardi and H. Amri, “Analisa Rancang Bangun Alat Pengering Pakaian Otomatis,” JEECAE Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering, vol. 4, no. 1, pp. 253–256, 2019, doi ... Begitu pula dengan blower. Blower dapat mengeringkan padi dengan jumlah yang banyak namun jumlah blower yang dibutuhkan juga banyak dan listrik yang digunakan juga banyak Sulistyo et al., 2021. Kapasitas Box Drying dilihat dari gambar 2 adalah paling rendah sendiri karena pada box drying ini memiliki kekurangan atau kelemahan pada ketebalan lapisan alat dan juga gabah jika terlaku banyak gabah yang dimasukkan maka kering padi tidak akan merata Arhamsyah et al., 2018. ...Sri Septi Dyah Pratiwi Sudarti SudartiTrapsilo PrihandonoPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme rancangan alat yang digunakan untuk membantu proses pengeringan padi serta mengetahui seberapa besar minat petani terhadap alat pengering padi tenaga surya berbasis IoT. Kegunaan penelitian ini memberi gambaran kepada masyarakat tentang keunggulan dan kelemahan rancangan alat pengering padi serta memberi informasi tentang ketepatan penggunaan sistem pada rancangan bahan pengering padi ini. Materi yang digunakan adalah masing-masing padi dengan kapasitas sekitar berisi 5 kwintal padi dengan mengunakan rancangan bangun menggunakan sistem IoT. Data primer menggunakan kuisioner kepada petani yang mempunyai lahan persawahan di kecamatan Megaluh dan Kecamatan Tembelang kabupaten Jombang masing-masing 10 petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus dan review artikel. Penelitian yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data dalam penelitian ini ditabulasi dengan menggunakan analisa deskriptif dan diuji menggunakan analisa ragam dua arah pola tersarang. Hasil peneletian menunjukan bahwa proses pengeringan padi dengan menggunakan alat IoT berpengaruh sangat nyata P<0,01 terhadap kualitas panen, bobot panen, serta harga jual padi. Performans Rancangan alat dengan menggunakan system IoT lebih baik dibandingkan dengan proses pengeringan padi secara biasa maupun dengan bantuan alat pengering padi lainnya. Daya jual yang didapatkan lebih tinggi menggunakan alat berbasis IoT dari pada padi yang dikeringkan dengan bantuan sinar matahari atau manual. Kata Kunci Petani Padi, Sistem IoT, Panel surya, Padi I Nyoman Satya KumaraIndonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga memiliki intensitas penyinaran matahari yang baik sepanjang tahun. Kondisi penyinaran ini potensial untuk digunakan dalam pembangkitan listrik tenaga surya PLTS. Pemanfaatan tenaga matahari untuk pembangkitan listrik sebenarnya sudah dilakukan sejak cukup lama namun aplikasinya masih terbatas pada sistem berdaya kecil atau yang lebih dikenal dengan solar home system SHS. SHS ini biasanya merupakan bantuan pemerintah yang diberikan secara subsidi dan masyarakat pedesaan menggunakannya sebagai sarana penerangan di malam hari untuk mengganti lampu minyak tanah. Dalam konteks ini terlihat bahwa pendekatan yang digunakan bersifat top-down sehingga selama ini perkembangan SHS sangat tergantung pada program pemerintah dan sejauh ini kontribusi energi listrik surya nasional masih sangat kecil. Masyarakat perkotaan merupakan komponen yang cukup besar dalam komposisi populasi Indonesia. Sebenarnya kelompok masyarakat ini hampir semuanya berada dalam jangkauan jaringan listrik PLN namun demikian mereka memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat pedesaan dalam pemanfaatan PLTS seperti daya beli, tingkat pendidikan, serta pemahaman tentang lingkungan dan penyelamatannya. Di samping itu, peranan energi listrik dalam kehidupan masyarakat urban sudah sangat melekat sehingga ketidaktersediaan energi tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan mereka seperti produktifitas dan kenyamanan. Beberapa ciri positif yang dimiliki masyarakat urban ini bisa dijadikan penggerak pemasyarakatan PLTS perkotaan yang bersifat swakarsa dan swakelola. Melalui pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat kota ini diharapkan akan menjadi komponen penting dalam upaya peningkatan kapasitas terpasang PLTS nasional untuk mencapai target sekitar 5% energi listrik terbarukan pada tahun 2025 seperti ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional. Salah satu prasyarat dalam perluasan pemanfaatan PLTS adalah ketersediaan peralatan dan komponen PLTS tersebut. Tulisan ini mencoba untuk meninjau ketersediaan sistem PLTS di Indonesia yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga di perkotaan. Ketersediaan yang dimaksud meliputi data tentang kapasitas dan vendor dari komponen PLTS. Informasi tentang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan cepat untuk mengetahui perkembangan PLTS di Indonesia khususnya bagi masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkan tenaga matahari sebagai sumber pembangkit listrikPenyediaan ListrikNasional DalamRangka Mengantisipasi Ira FitrianaThe high generating cost of PV power generation makes this technology unattractive compared with the conventional power generation. Based on MARKAL model and the assumption that the investment cost of PV is considered constant of 1,650 US$/kW after the year 2010, PV starts being economically feasible in the same year for rural area in some region in Indonesia. If the investment cost of PV is assumed to being constantly decline in every period, the competitiveness of PV is increasing and it is projected that the installed capacity would be four times as that in the base case in the year 2030. In Java island, PV could competitive againts other power generations because there is a limitation on coal harbor interms of loading capacity in Java. In the year 2030 PV could substitute some Coal Power Plant in some area in sensors to monitor water quality are made of manual sensors, which reported to have good performance. However, the major problems, which manual process to get the data. In addition, the data interpretation takes a long time. Due to these problems, a new approach needs to be introduced into the process to prevent a long data acquisition. Therefore, the SIAGA application was proposed. The application of SIAGA is divided into two main applications which are SIBA Siaga Banjir and SIAB Siaga Air Bersih. We using WiFi system which is located at points along the flow of river.. The result can be monitored in the online application based on smartphone which is divided into the river water quality, potential sources of pollution and flood area. Each WiFi point is completed with the instruments which are divided into the sensors that can do the identification of parameters to determine the water quality such as temperature, pH, water level and turbidity. This instrument completed using GPS Global Positioning System, Full Map menu. The instrument was succesfully monitoredthe flood distribution and water quality in Bengawan Solo Pusat Satistik IndonesiaBPS, "Statistika Indonesia 2019," Badan Pusat Satistik Indonesia, 2019. for designing a solar home systemM BachtiarM. Bachtiar, "Procedures for designing a solar home system," Jurnal SMARTek, vol. 4, no. 3, pp. 176-182, 2006, [Online]. Available Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse Dengan Kotak KacaI F PutriR HantoroD D RisantiI. F. Putri, R. Hantoro, and D. D. Risanti, "Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse Dengan Kotak Kaca," Jurnal Teknik ITS, vol. 2, no. 2, pp. B310-B315, 2013, [Online]. Available Eksperimental Sistem PengeringTenaga Matahari Tipe Rumah Kaca dengan Variasi Jarak Cermin dalam PengeringanR D N F YayiendraR HantoroR. D.. "Studi Eksperimental Sistem PengeringTenaga Matahari Tipe Rumah Kaca dengan Variasi Jarak Cermin dalam Pengeringan," Jurnal Teknik POMITS, vol. 2, no. 2, pp. 176-181, Usaha Penyedia Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara Persero Tahun 2017 2026I JonanI. Jonan, "Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara Persero Tahun 2017 2026," Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017. Sistem Pompa Air Tenaga Surya Untuk Meningkatkan Produktivitas Hasil PertanianC HermanuB ApribowoM AnwarC. Hermanu, B. Apribowo, T. E. S, and M. Anwar, "Prototype Sistem Pompa Air Tenaga Surya Untuk Meningkatkan Produktivitas Hasil Pertanian," Jurnal Abdimas, vol. 21, no. 2, pp. 97-102, 2017.
Ciamis NU Online Dalam dunia yang semakin berkembang, sektor pertanian tidak lagi menggunakan cara-cara manual terutama untuk merontokkan padi. Untuk memenuhi kebutuhan petani, salah satu kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ciamis, Jawa Barat Miftahurrohman berhasil membuat mesin perontok padi yang sangat dibutuhkan para petani ketika panen tiba.
Tujuankegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mendiseminasikan mesin perontok padi portable yang akan diterapkan oleh petani di Dusun Pathok, Desa Blimbing, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Dusun ini merupakan daerah yang terdapat di area pegunungan, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Salahsatu cara untuk meningkatkkan produksi pertanian ialah dengan menerapkan inovasi teknologi yang tepat dan rendah biaya khusus dalam hal penanganan hasil panen. Merontok padi secara mekanis jelas lebih menguntungkan, karna lebih cepat hasil rontokan bersih dan tidak melelahkan petani.
rgAz.
  • hmyqe48as6.pages.dev/200
  • hmyqe48as6.pages.dev/386
  • hmyqe48as6.pages.dev/188
  • hmyqe48as6.pages.dev/231
  • hmyqe48as6.pages.dev/353
  • hmyqe48as6.pages.dev/283
  • hmyqe48as6.pages.dev/37
  • hmyqe48as6.pages.dev/446
  • para petani menggunakan perontok padi yang merupakan teknologi