Jakarta- Bagai abu di atas tanggul, sejumlah negara yang sedang kelimpungan menghadapi wabah Virus Corona COVID-19 juga terancam oleh bencana alam dalam beberapa bulan ke depan. Melansir DW Indonesia, Jumat (17/4/2020), cuaca ekstrem semisal badai, gelombang panas dan bencana banjir diprediksi akan melanda sejumlah kawasan Asia, dari India hingga Filipina, tahun ini.- Bencana banjir di sejumlah daerah di Tanah Air seolah peristiwa rutin setiap penghujan. Seperti halnya Ibu Kota Jakarta yang kerap kali tenggelam dalam genangan air bah setelah hujan deras melanda. Seperti baru-baru ini, Jakarta dirundung banjir pada Rabu 1/1 yang bertepatan dengan Tahun Baru 2020. Dilansir dari Kamis 2/1, beberapa wilayah di Ibu Kota dan sekitarnya masih dilanda banjir. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB terdapat tujuh kelurahan di Jakarta yang terendam banjir. Selain di Jakarta, banjir juga melanda sejumlah kawasan di Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, dan juga Lebak. Banjir di Jakarta ini memang bukan peristiwa baru. Ada beberapa catatan banjir besar pernah melanda Ibu Kota ini, misalnya banjir pada 2007 silam, yang menelan korban jiwa hingga 80 orang. Banjir waktu itu juga melumpuhkan ibukota Jakarta. Jauh sebelum itu, pada 1918 yang kala itu masih bernama Batavia, telah terjadi banjir. Berikut ini beberapa banjir besar yang pernah terjadi di Ibu Kota Jakarta, dikutip dari berbagai sumber, Kamis 2/1. 1. Banjir pada zaman Belanda. foto Banjir pada 1918 di Jakarta ini juga melumpuhkan Batavia. Gubernur Jenderal Batavia Jan Pieterszoon Coen, sampai menunjuk arsitek khusus untuk menangani banjir ini. Banjir waktu itu merendam permukiman warga karena limpahan air dari Sungai Ciliwung, Cisadane, Angke, dan Bekasi. Akibat banjir, sarana transportasi, termasuk lintasan trem listrik terendam air. Dua lokomotif cadangan dikerahkan untuk membantu trem-trem yang mogok dalam perjalanan. Banjir pada tahun itu merupakan yang terparah dalam dua dekade terakhir. 2. Banjir bandang pada 1979. foto Banjir besar juga pernah melanda DKI Jakarta pada era Gubernur Tjokropranolo. Banjir pada 1979 di Jakarta menggenangi wilayah permukiman dengan luas mencapai hektare. Sebelum tahun itu, banjir sebenarnya juga terjadi. Misalnya pada 1876 dan 1918, banjir pernah sampai merendam rumah penduduk, termasuk bekas benteng VOC di Pasar Ikan. Tapi banjir pada 1979, jauh lebih besar dengan jangkauan lebih luas. 3. Banjir Jakarta pada 1996. foto Pada 6-9 Januari 1996, Jakarta terendam setelah hujan dua hari. Sebulan kemudian, 9-13 Februari 1996, tiga hari hujan lebat dengan curah lima kali lipat di atas normal, merendam Jakarta setinggi 7 meter. Akibat banjir, 529 rumah hanyut, 398 rusak. Korban mencapai 20 jiwa, pengungsi. Nilai kerusakan mencapai USD 435 juta. 4. Banjir hebat pada 2007. foto Banjir Jakarta 2007, terjadi pada era Gubernur Sutiyoso. Bencana banjir waktu itu menjadi salah satu yang terburuk. Bayangkan, 60 persen wilayah DKI terendam air dengan kedalaman mencapai 5 meter lebih di beberapa titik. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang tak tertampung. Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis diperkirakan Rp 4,3 triliun. Warga yang mengungsi mencapai orang hingga 7 Februari 2007. 5. Banjir menelan korban meninggal pada 2013. foto Banjir besar di Jakarta yang menelan banyak korban jiwa terjadi pada Januari hingga Februari 2013 lalu. Bencana itu menyebabkan 20 korban meninggal dan orang mengungsi. Banjir ini terjadi pada era Gubernur DKI Joko Widodo. Waktu itu, banjir sampai melumpuhkan pusat kota. Air menggenangi kawasan Sudirman, termasuk Bundaran Hotel Indonesia HI akibat tanggul Kali Cipinang, di dekat HI jebol. Diperkirakan banjir menyebabkan kerugian hingga Rp 20 triliun. 6. Banjir tak diduga 2015. foto Selepas banjir pada 2013, air bah datang lagi pada dua tahun setelahnya, pada 2015. Curah hujan tinggi menimpa Jakarta pada 8 Februari 2015 sore. Keesokan harinya, Ibu Kota dikepung air. Dikutip dari Kamis 2/1, tercatat sedikitnya 52 titik banjir tersebar seantero Jakarta. Beberapa kawasan terparah yang sempat tergenang air berada di Kelapa Gading, Mangga Dua, dan Grogol. Genangan air juga terdapat di kawasan Medan Merdeka yang melingkupi kompleks Istana Negara di Jalan Merdeka Utara dan Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Merdeka Selatan. 7. Banjir awal tahun 2020. foto Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Jabodetabek sejak malam tahun baru hingga siang kemarin, membuat kawasan Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir. Menurut data Kementerian Sosial hingga pagi tadi, ada 21 orang meninggal di Jabodetabek akibat bencana banjir tersebut. Listrik dimatikan di sejumlah titik yang tergenang air di Jakarta, selain itu, beberapa jalur kereta api dan salah satu bandara kota juga ditutup. Seorang anak berusia 16 tahun dikabarkan tersengat kabel listrik, sementara tiga orang lagi meninggal karena hipotermia, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Jakarta, Subejo, seperti dikutip dari Kamis 2/1. brl/pep Recommended By Editor Banjir surut, ini 6 potret Yuni Shara bersih-bersih rumah 5 Kota di dunia diprediksi paling cepat tenggelam, ada Jakarta 5 Potret Nikita Mirzani ke lokasi banjir, beri bantuan Rp 20 juta Viral mobil BMW hanyut banjir, ini 5 potretnya saat ditemukan Momen 5 seleb ngungsi saat banjir Jakarta, penuh perjuangan
Beberapawaktu yang lalu kondisi cuaca ekstrem melanda Jakarta dan membuat pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar rapat koordinasi lintas sektoral. Hasilnya adalah penerapan status tanggap darurat bencana selama 10 hari, 17-27 Januari 2013.
Jakarta - Banjir merupakan bencana alam yang umum terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Tak terkecuali dihadapi oleh Ibu Kota Jakarta. Bencana banjir Jakarta menjadi mimpi buruk bagi warga karena mematikan aktivitas sehari-hari, bahkan sering menelan korban jiwa. Lantas, kapan saja banjir terparah yang pernah melanda wilayah Jakarta?Banjir Terparah di Jakarta Sepanjang SejarahBencana banjir disebabkan oleh faktor alam seperti curah hujan. Di samping itu, banjir juga bisa terjadi karena ulah umat manusia. Restu Gunawan dalam buku bertajuk "Gagalnya Sistem Kanal Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa" menuliskan sejarah banjir dahsyat di Jakarta yang bermula pada 1918. Berikut ini banjir di Jakarta yang terparah sepanjang Banjir Besar Jakarta Pada Awal Tahun 2020Banjir terparah sepanjang sejarah paling baru menerjang Jakarta saat pergantian tahun 2019 ke 2020. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG mencatat, curah hujan ekstrem yang mencapai 377 milimeter mm ialah penyebab utama terjadinya banjir. Angka tersebut menjadi rekor curah hujan tertinggi yang menerpa wilayah Jabodetabek. Akibatnya, sejumlah pemukiman warga dan ruas jalan terendam banjir pada Rabu, 1 Januari buku "Gagalnya Sistem Kanal Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa", tercatat 24 korban meninggal dunia karena hanyut, cedera, hingga tersengat kabel listrik. Ada lebih dari 31 ribu warga mengungsi dan 724 wilayah terdampak pemadaman listrik. Di sejumlah titik, arus lalu lintas pun tidak bisa beroperasi. Banyak kendaraan, baik mobil maupun motor yang terendam banjir, bahkan terseret arus Banjir Ekstrem Jakarta 2018Banjir Jakarta terparah selanjutnya terjadi pada 2018. Banjir ekstrem ini menerjang Kota Jakarta di puncak musim hujan pada 5-15 Februari 2018. Padahal, tingkat keparahan banjir di Jakarta periode 2016 hingga 2018 telah berkurang semenjak perbaikan sistem drainase dan resapan. Namun, banjir masih merendam sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta data BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta, sekitar 53 RW dari 18 kelurahan di seluruh wilayah Jakarta tergenang banjir. Akibatnya, sekitar warga Jakarta terpaksa harus mengungsi. Selain itu, Kepala BPBD DKI, Jupan Royter, menyampaikan bahwa sepanjang 2018 sebanyak 46 kejadian banjir telah merendam pemukiman Banjir Bandang Jakarta Tahun 2015Banjir besar yang melanda DKI Jakarta sejak 9 Februari 2015 menambah deretan banjir terparah di Jakarta. Tercatat 38 kecamatan terendam banjir. Beberapa kawasan yang diterjang banjir terparah ini di antaranya Kelapa Gading, Mangga Dua, dan warga terdampak banjir dan lainnya mengungsi. Banjir menghentikan sebagian aktivitas warga dan menyebabkan terganggunya lalu lintas hingga KRL. Kerugian akibat banjir ini ditaksir mencapai Rp 1,5 Bencana Banjir Jakarta 2014Banjir terparah juga sempat terjadi pada 2014 silam. Banjir dahsyat ini menenggelamkan sejumlah kecamatan di DKI Jakarta. Pada saat itu, curah hujan mencapai 104 mm per hari. Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, total jumlah orang yang tewas di provinsi DKI Jakarta mencapai 23 jiwa. Sebanyak warga terdampak banjir dan jiwa menetap sementara di 253 titik pengungsian. Banjir ini memakan kerugian materi hampir Rp 5 triliun. 5. Banjir Jakarta Tahun 2013 dengan Kerugian TerbesarPada awal 2013, tepatnya 15-21 Januari 2013, Jakarta diterjang musibah banjir besar. Bencana banjir ini diakibatkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur ibu kota sejak akhir Desember 2012. Hal itu diperparah lagi dengan sistem drainase yang buruk dan beberapa tanggul jebol. Sejumlah 20 warga dilaporkan meninggal dunia dan lainnya diungsikan. Kerugian yang ditaksir cukup fantastis, yakni mencapai Rp 20 Bencana Banjir Jakarta Tak Terduga Tahun 2007Iklan Banjir terparah yang melanda ibu kota selanjutnya yakni banjir pada 2007. Banjir periode ini diakibatkan hujan lebat yang disertai sistem drainase yang buruk. Bermula ketika hujan lebat mengguyur Jakarta selama dua hari sejak 1 Februari 2007 malam. Bencana ini menyebabkan 60 persen dari luas wilayah Jakarta tenggelam oleh air. Tragedi ini menelan korban sebanyak 80 jiwa hanya dalam kurun waktu 10 hari. Kerugian banjir tahun tersebut berkisar Rp 4,3 Banjir Jakarta Tahun 2002Salah satu banjir paling parah menerjang Kota Jakarta terjadi pada 2002, tepatnya sejak 27 Januari-1 Februari 2002. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam "Evaluasi dan Analisis Curah Hujan sebagai Faktor Penyebab Bencana Banjir Jakarta" menjabarkan banjir saat itu mencapai ketinggian 5 meter. Sebanyak 24,25 persen wilayah Jakarta, meliputi 42 kecamatan yang terdiri dari 168 kelurahan tergenang air. Tragedi tersebut memakan korban jiwa sebanyak 21 Banjir Jakarta Tahun 1996Banjir terbesar menenggelamkan Jakarta pada 1996, tepatnya pada 9-11 Februari 1996. Tergolong mengerikan, ketinggian air di beberapa kawasan mencapai 7 meter. Sedikitnya 20 orang tewas dan lainnya mengungsi. Selain itu, 529 rumah dilaporkan hanyut terbawa arus air. Kerugian materi akibat bencana banjir ini mencapai Rp 6 Banjir Jakarta Tahun 1979Sejumlah wilayah ibu kota pernah tenggelam akibat banjir bandang pada 1979, tepatnya tanggal 19-20 Januari 1979. Sebanyak warga harus mengungsi saat banjir tersebut menerjang Kota Jakarta. Sebanyak 20 orang dilaporkan hilang. Daerah Pondok Pinang tergenang air setinggi 2,5 meter. Di daerah tersebut tercatat ada 3 orang yang Banjir Jakarta di Era Penjajahan Tahun 1918Banjir terparah di Jakarta pertama kali terjadi pada 1918. Kala itu, Jakarta diguyur hujan selama 22 hari sejak Januari-Februari 1918. Pada 4 Februari, Weltevreden kini menjadi daerah sekitar Lapangan Banteng tergenang air banjir. Wilayah pemukiman Tanah Tinggi, Kampung Lima, Kemayoran Belakang, Glodok, dan daerah-daerah sekitarnya juga turut tenggelam. Saat itu, tinggi air mencapai 1,5 meter di beberapa tadi banjir terparah sepanjang masa yang menerjang kota Jakarta. Ternyata sebelum merdeka, Indonesia sudah dilanda banjir, ya. LALA DITA PANGESTUBaca juga Daftar Lokasi Banjir Jakarta Imbas Hujan Deras Beberapawaktu yang lalu banjir melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam. Kerugian mencapai 39,5 miliyar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal. Seorang penduduk di luar Jakarta menyurati redaksi sebuah surat kabar. Surat tersebut beriisi pernyataan terhadap kondisi Jakarta. ο»Ώ403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID cqEADzbwhpDjmN0ojQXBBFt5vBmH0G7oFDKQG7NmHeMY65bgWNdD1w== Jakarta- Banjir besar yang melanda Jakarta beberapa waktu yang lalu, cukup menghambat mobilitas pengguna kereta api di daerah Prumpung, Cipinang, dan Duren Sawit Metro Mini 52 Jurusan Cakung Jawaban yang benar adalah Βββ. Berikut pembahasannya. Teks editorial atau tajuk rencana adalah teks yang berisi pendapat redaksi media terhadap suatu isu atau masalah aktual yang ada di lingkungan masyarakat. Salah satu struktur dari teks editorial yang berisikan tentang masalah adalah bagian pengenalan isu atau tesis. Bagian pengenalan isu atau tesis merupakan bagian pembuka dari suatu persoalan aktual yang ditulis. Bagian ini dapat berisi pengenalan isu utama yang menjadi sorotan, tokoh, opini masyarakat pro-kontra, dan hal umum lain yang membantu. Berikut ini adalah analisis masalah yang disoroti pada tajuk rencana di atas sesuai dengan struktur pengenalan isu, yaitu pada kalimat pertama dari teks di atas berbunyi, "Beberapa waktu yang Lalu, banjir besar melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam. Kerugian mencapai 39,5 miliar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal." Dengan demikian, masalah yang diungkapkan dalam tajuk rencana tersebut yaitu ΒβΒ―ΒβΒβΒ»ΒβΒβΒΆΒβΒΏ ΒβΒΊΒβΒ²ΒβΒΉΒβΒβΒ»ΒβΒ±Ββ ΒβΒΒβΒβΒΈΒβΒβΒΏΒΛΒΒβ ΒΛβ¬ΒβΒ²ΒβΒ΅ΒβΒΆΒβΒ»ΒβΒ΄ΒβΒ΄Ββ ΒβΒΊΒβΒ²ΒβΒ»ΒβΒΆΒβΒΊΒβΒ―ΒΛβΒβΒΉΒβΒΈΒβΒβΒ» ΒβΒ―ΒβΒβΒ»ΒΛβ ΒβΒβΒΈ ΒβΒΈΒβΒ²ΒβΒΏΒΛβΒβΒ΄ΒβΒΆΒβΒβΒ».Menurutnya banjir adalah masalah besar di Jakarta yang harus diselesaikan. Diberitakan banjir melanda sejumlah wilayah Jakarta pada Selasa (17/12/2019). Peristiwa itu menjadi salah satu pertanyaan yang diajukan oleh wartawan kepada Jokowi dalam acara bincang-bincang di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12/2019).
GubernurDKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun memberikan komentarnya terkait banjir yang melanda sejumlah titik di Ibukota beberapa waktu yang lalu. Gubernur petahana yang saat ini sedang banyak menjadi sorotan menuturkan bahwa banjir yang melanda di sejumlah kawasan Jakarta, khususnya Kelurahan Cipinang Melayu terjadi karena PemerintahProvinsi DKI Jakarta mencanangkan program baru pengendalian banjir yang bernama 942 Project. Gambar udara lahan yang akan bangun waduk Lebak Bulus, Jakarta, Senin 24 Januari 2022. Waduk yang berlokasi di RT 014 RW 04, Lebak Bulus V, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan diharapkan dapat mengatasi banjir di wilayah selatan Ibu Rizamengatakan perlu waktu lebih dari satu kali masa jabatan untuk menyelesaikan persoalan itu. "Soal banjir rob ini perlu waktu yang cukup, ya. Tidak bisa diselesaikan dalam 1 sampai 5 tahun. Kami perlu punya program yang sudah dilaksanakan (dari tahun sebelumnya)," ujar Riza di Ancol, Jakarta Utara, Ahad, 7 November 2021. bZvzg60.